Monday, May 17, 2010

Peluang Usaha Siswa Kejuruan

JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal mengatakan, peluang usaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada pada pasar industri kreatif. Dikatakannya, saat ini pendapatan Indonesia dari industri kreatif masih sangat kecil, yakni sekitar tujuh persen setiap tahunnya. Sehingga katanya pula, pasar industri kreatif masih sangat terbuka lebar bagi siswa SMK.

"Bidang keahlian di SMK bisa dikembangkan untuk mengisi pasar industri kreatif yang sedang booming di dunia. Jika kita jeli melihat peluang itu, banyak tenaga lulusan SMK yang bisa terserap di dunia kerja," cetusnya di Jakarta, Jumat (14/5).

Dikatakan Fasli, dalam hal itu, pihaknya pun berharap agar pemerintah daerah ikut bersama mengembangkan potensi daerahnya dengan melibatkan tenaga SMK. Tujuannya, agar lulusan SMK tidak lagi (cenderung) meminta pekerjaan, tetapi malah menciptakan lapangan untuk peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).

"Ke depannya, kami juga mengharapkan agar tidak terdengar lagi istilah pengangguran terdidik. Karena lapangan pekerjaan itu tumbuh subur di masing-masing daerah," ucap Fasli pula.

Sementara itu, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen), Suyanto, dalam kesempatan yang sama mengatakan, LKS SMK juga diharapkan bisa menjadi motivasi bagi siswa maupun para guru untuk lebih berprestasi. Apalagi lanjutnya, sekolah kejuruan telah memiliki kompetisi tingkat internasional bernama World Skills Competition (WSC) dan ASEAN Skills Competition (ASC).

Dijelaskan Suyanto, hampir setiap negara kini memiliki kompetisi sejenis. Kegiatan kompetisi semacam LKS SMK tersebut, kata Suyanto, mampu mendorong lembaga-lembaga yang berkiprah dalam dunia pendidikan dan pelatihan tenaga kerja untuk mempersiapkan lulusan lebih berkualitas sesuai tuntutan dunia kerja.

Lebih jauh Suyanto menerangkan, dalam kompetisi semacam LKS SMK, para peserta tak hanya diharapkan menguasai kemampuan teknis dalam mengerjakan sesuatu sesuai bidang keahliannya. Namun, para siswa juga perlu dibekali oleh kemampuan-kemampuan generik untuk berkomunikasi secara efektif, berpikir kritis, merancang strategi pemecahan masalah, bekerja dalam kelompok di samping bekerja mandiri, hingga bersikap toleran terhadap berbagai perbedaan.

"Diupayakan semuanya mampu memanfaatkan informasi dan teknologi yang ada, untuk memfasilitasi penyelesaian tugas-tugasnya," tandasnya.
Sumber : http://www.jpnn.com

No comments:

Post a Comment